Halaman

Rabu, 16 Mei 2012

CONTOH PENDAHULUAN KARYA TULIS ILMIAH


Berikut contoh penulisan pendahuluan dalam sebuah karya ilmiah yang mencakup latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan baik secara teoritis maupun praktis, dan penjelasan istilah yang terkait dengan judul karya tulis ilmiah ini (untuk penjelasan istilah, ditulis jika perlu).


BAB I
P E N D A H U L U A N

1.1  Latar Belakang
Puisi merupakan karya sastra yang dilihat dari segi fisiknya, meliputi kata yang terangkai menjadi sebuah baris larik atau kalimat, yang kemudian membentuk sebuah bait, serta memiliki tipografi atau tata wajah puisi di atas kertas. Puisi memiliki kekuatan pada unsur bunyinya yang membentuk suatu musikalisasi bunyi, sehingga puisi lebih menarik untuk dinikmati. Puisi dapat menggugah perasaan penikmatnya. Puisi dapat menyimpan misteri isi ungkapannya melalui citraan-citraan yang ditimbulkan dari kata-katanya.
 Sebagian kalangan mungkin pernah menulis puisi, dan karya-karyanya dapat ditemukan di media massa seperti koran, majalah, dan tabloid, bahkan di media elektronik seperti radio, selain itu ada juga yang menerbitkannya menjadi sebuah buku kumpulan puisi. Bagi orang yang bukan penyair mungkin pernah menulis puisi akan tetapi cenderung dituangkan dalam buku harian, majalah dinding, surat untuk kekasih, saat mengisi buku kenangan, bahkan sekarang dalam blog pribadi. Hal itu menjelaskan bahwa sebenarnya setiap orang cenderung memilih puisi sebagai ungkapan ekspresi dari gejolak perasaannya.
Sebelum memasuki pembahasan yang lebih lanjut mengenai puisi populer, perlu disamakan persepsi tentang pop terlebih dahulu. Pop menjadi semacam budaya massa, sesuatu yang menjalar demikian cepat dan mendunia. Pop itu dinyatakan lebih cepat diaplikasi, karena lebih berwarna dan mudah diduplikasi. Segala yang pop tumbuh sebagai bagian dari kegiatan sehari-hari, digemari banyak orang. Karya-karya pop umumnya hanya membahas masalah yang tampak di permukaan. Tampil dengan presentasi ragawi bukan dengan menggali kedalaman isi.
Puisi populer hanya berisi tentang luapan perasaan penulisnya, lebih mementingkan makna dan mengabaikan unsur yang lain sebab apabila dilihat dari penggunaan kata-kata di dalamnya puisi ini hanya merupakan pengenalan. Di bawah ini dapat dilihat salah satu contoh puisi yang memiliki kriteria untuk dapat disebut puisi populer:
Tentang Seseorang

Aku ingin berhenti menuliskanmu
Bosan aku dengan pena, dan enyah saja kau kertas!
Seperti mengerami mimpi yang tak kunjung menetas…

Digenangi air mata jingga adalah bayangmu.
Aku tersedu karena rindu; ingin bertemu…
(Haidy, Sam. http://milis_penyair.com. Desember 2005)

Puisi di atas tampak tidak memiliki bentuk, kata-kata yang digunakan tidak dapat menimbulkan asosiasi terhadap pembaca untuk melakukan perenungan dalam menemukan maknanya sehingga cenderung tidak dapat menimbulkan emosi pembaca. Namun dengan diksi yang ditawarkan pada puisi populer tersebut adalah kata-kata yang dapat mengundang selera masyarakat awam, karena biasa digunakan secara umum sehingga tidak perlu membuka kamus khusus untuk memahami maknanya. Isi yang disampaikan menggunakan perumpamaan dan simbol yang sederhana. Selain itu, apabila dilihat dari segi isi, secara keseluruhan tema atau pesan yang ingin disampaikan dapat dikatakan memiliki tema atau pesan yang penting, dimaksudkan bahwa tema-tema yang ditampilkan dalam puisi populer ini umumnya pernah dirasakan atau dialami oleh orang banyak. Tema yang diangkat adalah tentang kerinduan yang mengharukan, tergambar jelas dari penggunaan kata-kata dan tanda-tanda dalam penulisannya. Kontinuitas dari satu baris ke baris selanjutnya terikat kuat, sehingga secara keseluruhan membentuk sebuah kesatuan puisi yang utuh.
Puisi yang menyandang predikat populer ini tetaplah sebuah karya sastra khususnya puisi yang memiliki struktur. Struktur dalam puisi terdiri dari struktur fisik dan struktur batin. Menurut Pradopo (2007) setiap bunyi, kata bahkan irama yang termasuk dalam struktur sebuah puisi, semua hal itu bukan semata-mata ditampilkan tanpa ada maksud atau makna di dalamnya. Dengan demikian setiap puisi memiliki bunyi yang terdapat dalam kata, hingga menimbulkan suatu irama pada puisi tentunya dapat berperan sebagai penjelas makna yang terkandung dalam puisi, baik itu tema, nada atau sikap penyair terhadap puisi dan pembaca, serta suasana yang ditimbulkan oleh perasaan penyair yang tercurah di dalamnya. Oleh karena itu, penting dilakukan analisis terhadap struktur fisik puisi, khususnya puisi populer ini agar dapat diketahui peran-peran struktur puisi terhadap upayanya memperjelas makna puisi tersebut.
Banyak upaya untuk mempublikasikan puisi, satu diantaranya dengan menggunakan media komunikasi berupa radio. Sekarang telah banyak radio-radio siaran yang menampilkan acara bermuatan sastra khususnya puisi. Mempublikasikan puisi dengan bantuan media seperti ini tentunya akan semakin membangkitkan antusiasme masyarakat terhadap karya sastra khususnya puisi. Dalam penelitian ini, puisi-puisi yang diteliti adalah puisi-puisi yang dipublikasikan melalui media Radio Primadona Pontianak.
Radio Primadona didirikan pada tahun 1996 di Pontianak, dengan frekuensi 99,1 FM. Radio ini menyelenggarakan penyiaran yang bersifat komersil namun tetap memiliki fungsi pelayanan masyarakat dengan menyiarkan siaran yang bersifat penerangan dan pendidikan. Jangkauan radio ini meliputi seluruh daerah di kota Pontianak, bahkan juga menjangkau daerah di luar Pontianak, seperti Siantan, Jungkat, Wajok, Punggur, Ambawang, dan Kubu Raya.[1] 
Radio Primadona Pontianak menggunakan motto “Primadona Keluarga Pontianak”, yang dimaksudkan agar Radio Primadona Pontianak dapat menjadi inspirasi dan idola bagi semua anggota keluarga di kota pontianak. Pendengar radio ini mencakup berbagai lapisan masyarakat yaitu anak-anak, remaja dan dewasa hingga orang tua. Usia pendengar Radio Primadona berkisar antara 8 – 65 tahun.[2]
Selain itu, Radio Primadona Pontianak juga banyak menyelenggarakan ajang lomba atau festival baik secara on air maupun off air, seperti Bintang Primadona, Festival Karaoke Cilik, Pemilihan Putra dan Putri, Lomba Puisi Hari Ibu, Lomba Menulis Surat Kasih Sayang, dan lain sebagainya.3 Sehingga pendengar tidak hanya pasif sebagai pendengar melainkan juga aktif dan terlibat langsung dalam program-program yang ditampilkannya. Dengan demikian, Radio Primadona Pontianak layak dipilih sebagai media untuk menampung puisi-puisi populer yang akan diteliti. Peneliti memilih puisi-puisi yang disiarkan melalui media radio sebagai objek analisis seperti pada masalah dalam penelitian ini, karena mengingat minat masyarakat umum terhadap sastra dan puisi khususnya sangat kurang. Hal ini disebabkan oleh intelektual masyarakat yang rendah dalam memahami puisi dan budaya yang merebak di masyarakat cenderung mendengar dan melihat bukanlah membaca.
Puisi-puisi yang menjadi objek penelitian adalah puisi-puisi yang dikirim oleh pendengar radio untuk program acara “Puisi dan Sastra” yang disiarkan satu kali dalam seminggu. Puisi-puisi tersebut dikirim ke Radio Primadona Pontianak melalui berbagai macam cara, yaitu dapat melalui sms (short message service), e-mail (electronic mail), dan juga surat. Puisi-puisi yang dibacakan dalam setiap kali penyiaran berkisar rata-rata 30 puisi. Jadi untuk satu bulan terdapat 120 puisi dan secara keseluruhan ada 1440 puisi dalam setahun, yang ditampilkan dalam program siaran ini.
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya puisi-puisi yang diterima oleh Radio Primadona Pontianak ini dikirim melalui sms dan e-mail, hanya saja dokumentasi untuk puisi-puisi yang dikirim melalui sms dan e-mail ini cenderung bersifat sementara, karena dapat dihapus dari penyimpanan dokumen yang ada pada sistem komputer Radio Primadona Pontianak setelah program acara tersebut selesai disiarkan setiap minggunya. Oleh karena itu, puisi-puisi yang akan dijadikan sebagai objek penelitian hanya difokuskan kepada puisi-puisi yang terdokumentasikan dalam bentuk surat yang dikirim langsung oleh pendengar Radio Primadona untuk program acara “Puisi dan Sastra”.
Sebagian besar pendengar Radio Primadona Pontianak, khususnya pada program acara “Puisi dan Sastra” yang disiarkan setiap hari Kamis pukul 21.00 – 23.00 WIB ini berkisar usia 15 – 30 tahun·. Pendengar acara ini sesungguhnya lebih didominasi oleh remaja seperti pelajar SMA, namun ada pula mahasiswa serta pegawai atau karyawan. Dengan demikian, berdasarkan pertimbangan tertentu dalam pemilihan puisi-puisi yang akan dijadikan subjek penelitian, akan diambil puisi-puisi edisi bulan Februari tahun 2008. Hal ini dikarenakan puisi-puisi yang ditampilkan pada bulan Februari memiliki ciri khas, yakni cenderung mengemukakan tema-tema kasih sayang yang merupakan pengekspresian dari suatu perayaan yang sering kali dikenal dengan hari Valentine atau hari kasih sayang. Mengingat pendengar Radio Primadona Pontianak sebagian besar adalah remaja maka puisi-puisi pada bulan Februari yang banyak menampilkan tema bernuansa kasih sayang ini tentunya dapat menggambarkan kehidupan remaja yang cenderung bersifat melankolis dan dipenuhi dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan cinta dan kasih sayang.
Selain itu, seperti telah diketahui berdasarkan pernyataan Haidy Sam dalam blog pribadinya (http://milis_penyair.com) bahwa suatu karya populer memiliki kelebihan, yakni satu di antaranya mampu relevan dengan situasi yang sedang terjadi di masyarakat apabila dilihat dari tema puisi tersebut pada umumnya. Perayaan hari Valentine merupakan suatu perwujudan rasa cinta dan kasih sayang yang dimiliki manusia, dalam hal ini berarti semua orang tentunya pernah merasakan atau bahkan mengalami perasaan cinta dan kasih sayang terhadap sesama, baik itu terhadap lawan jenis, antara orang tua dan anak, hubungan kekerabatan, maupun persahabatan. Sehingga puisi-puisi populer yang bertema kasih sayang ini tentunya dapat menyentuh semua kalangan. Berdasarkan hal itu, puisi-puisi yang diteliti adalah puisi-puisi yang terdokumentasi dalam bentuk surat kiriman pendengar Radio Primadona Pontianak pada bulan Februari 2008, khususnya edisi 14 Februari 2008, hari kamis, yang bertepatan dengan perayaan hari Valentine, terdapat 10 puisi yang masing-masing berjudul: 1) Berharap Kau Kembali, 2) Cinta, 3) Cintailah Aku, 4) Ibuku, Duniaku, 5) Malamku, 6) Penjaga Hati, 7) Realita Cinta Sejati, 8) Rindu, 9) Sepi, dan 10) Teringat Dirimu.
Penelitian terhadap puisi ditinjau dari struktur fisik dan struktur batinnya juga pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, di antaranya Mami Suratmi yang meneliti unsur lahir dan unsur batin pada lirik lagu Ebiet G. Ade pada tahun 2007, peneliti menerapkan pendekatan hermeneutik untuk  menganalisis puisi-puisi yang dijadikan sebagai data penelitiannya. Pada penelitian ini menghasilkan unsur fisik yang terdiri dari pilihan kata (diksi), bahasa figuratif, pengimajian/ pencitraan, rima dan irama puisi, sedangkan unsur mentalnya terdiri dari tema, nada, perasaan, dan amanat. Hasil dari penelitian-penelitian tersebut telah mendeskripsikan unsur-unsur puisi dalam larik lagu, tetapi tidak digambarkan secara jelas peran unsur-unsur tersebut terhadap puisi itu sendiri dilihat dari segi maknanya. Berdasarkan hal itu, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan semiotik  sebagai teknik analisis data yang berkenaan dengan peran struktur fisik puisi yang meliputi bunyi, kata, dan irama dalam upaya mengkonkretkan makna puisi dalam struktur puisi populer. Mengingat puisi merupakan sebuah teks sastra yang terdiri dari tanda-tanda. Jadi, masalah penelitian ini akan membahas peran unsur-unsur fisik puisi meliputi bunyi, kata dan irama terhadap kejelasan makna yang mencakup tema, nada, dan suasana dalam struktur puisi populer karya pendengar yang disiarkan untuk program acara “Puisi dan Sastra” Radio Primadona Pontianak edisi bulan Februari tahun 2008.
Hasil penelitian ini terkait dengan konsep tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA. Hal ini tampak dari Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, dan materi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berdasarkan tuntutan KTSP 2006 di kelas X semester I, yaitu Standar Kompetensi “memahami puisi yang disampaikan secara langsung/ tidak langsung”, dan Kompetensi Dasar “mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman”. Untuk indikator pembelajaran khusus materi ini yaitu:   “1) mengidentifikasi unsur-unsur yang membangun sebuah puisi, 2) menjelaskan unsur irama yang terdapat dalam puisi, 3) mengidentifikasi kata-kata berkonotasi/ simbolis/ lambang dalam puisi,  4) mengidentifikasi majas-majas yang digunakan dalam puisi, dan 5) menunjukkan jenis-jenis rima yang terdapat dalam puisi”.
Berdasarkan indikator tersebut maka tujuan pembelajaran mengenai materi puisi ini adalah “siswa mampu mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman”, dan materi pokok pembelajaran yang diajarkan sebagai berikut: “1) rekaman puisi atau pembacaan langsung oleh peraga, 2) irama dalam puisi, 3) majas dalam puisi, 4) rima dalam puisi, dan 5) kata-kata simbolis dalam puisi”. Sehingga pada tahap selanjutnya siswa dapat memahami konsep-konsep penting dalam puisi khususnya struktur fisik yang membangun sebuah puisi, dan siswa juga mampu mengapresiasi puisi dan menyimpulkan pesan atau nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yang kemudian merefleksikan nilai-nilai serta kecakapan hidup (life skill) yang bisa dipetik dari pembelajaran ke dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitarnya.  

1.2  Masalah Penelitian
Rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah bagaimanakah struktur puisi populer karya pendengar Radio Primadona Pontianak edisi bulan Februari tahun 2008? Berdasarkan masalah pokoknya maka submasalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1)      Bagaimanakah peran struktur fisik puisi terhadap kejelasan tema dalam puisi populer karya pendengar Radio Primadona Pontianak edisi bulan Februari tahun 2008?
2)      Bagaimanakah peran struktur fisik puisi terhadap kejelasan nada dalam puisi populer karya pendengar Radio Primadona Pontianak edisi bulan Februari tahun 2008?
3)      Bagaimanakah peran struktur fisik puisi terhadap kejelasan suasana dalam puisi populer karya pendengar Radio Primadona Pontianak edisi bulan Februari tahun 2008?

1.4  Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini mencakup konsep-konsep penting yang terdapat pada struktur fisik puisi populer, yang meliputi bunyi, kata, dan irama. Dalam pembahasannya akan dipaparkan bagaimana peran ketiga unsur yang terdapat pada struktur fisik puisi tersebut terhadap kejelasan tema, nada, dan suasana puisi. Untuk batasan ruang lingkup penelitian sebagai objeknya dipilih puisi-puisi karya pendengar radio yang disiarkan untuk program acara “Puisi dan Sastra” edisi bulan Februari tahun 2008, khususnya puisi-puisi yang terdokumentasi secara tertulis dalam bentuk surat yang dikirim langsung ke Radio Primadona Pontianak.

1.5  Tujuan Masalah
Penelitian ini bertujuan memahami dan mendeskripsikan struktur puisi populer karya pendengar radio yang disiarkan di Radio Primadona  Pontianak tahun 2008. Sesuai dengan masalah dalam penelitian, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1)      Memahami, menganalisis, dan mendeskripsikan peran struktur fisik puisi terhadap kejelasan tema dalam puisi populer karya pendengar Radio Primadona Pontianak edisi bulan Februari tahun 2008.
2)      Memahami, menganalisis, dan mendeskripsikan peran struktur fisik puisi terhadap kejelasan nada dalam puisi populer karya pendengar Radio Primadona Pontianak edisi bulan Februari tahun 2008.
3)      Memahami, menganalisis, dan mendeskripsikan peran struktur fisik puisi terhadap kejelasan suasana dalam puisi populer karya pendengar Radio Primadona Pontianak edisi bulan Februari tahun 2008.

1.5  Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini ditinjau dari pengaplikasiannya pada pengajaran di sekolah atau pun pembaca secara umum, secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk:
a.       membantu pembaca memahami analisis struktur puisi;
b.      masukan bagi pengajar khususnya guru Bahasa dan Sastra Indonesia baik dalam memilih bahan sastra sebagai bahan ajar maupun penggunaan media dalam pengajaran sastra;
c.       menjadi bahan perbandingan bagi peneliti lain bila ingin melakukan penelitian terhadap struktur puisi.
                                                                                                                                                                                                                                                                   
1.6  Penjelasan Istilah
Dalam penelitian ini peneliti menguraikan beberapa istilah yang terdapat pada judul penelitian. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda terhadap pengertian istilah yang digunakan.
1.      Struktur puisi adalah struktur dari unsur-unsur yang membangun sebuah puisi. Puisi terdiri atas dua bagian besar takni struktur fisik puisi dan struktur batin puisi (Djojosuroto, 2005:15). Struktur fisik puisi meliputi susunan unsur bunyi, kata-kata, dan irama, sedangkan struktur batin puisi merupakan wujud kesatuan makna puisi yang tediri dari tema, nada, dan suasana.
2.      Puisi Populer adalah sebuah puisi yang dilihat dari unsur kata-katanya atau bahasa yang digunakan lebih sederhana, dalam artian mudah dipahami oleh orang banyak karena sifatnya yang mampu relevan dengan situasi yang sedang terjadi di masyarakat (Haidi, Sam. http://milis_penyair.com).
Dari pengertian-pengertian istilah di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian yang mengangkat struktur puisi populer sebagai masalah pokoknya ini berusaha menjelaskan tatanan atau susunan unsur-unsur, seperti bunyi, kata, dan irama yang memiliki peran memperjelas tema, nada, dan suasana yang terdapat pada puisi populer, yakni karya sastra puisi populer yang banyak dikenal dan disukai oleh orang-orang, karena mudah dipahami dan dicerna bagi pembacanya. Jadi, yang dimaksud dengan struktur puisi populer adalah susunan unsur-unsur yang membangun teks puisi bergenre populer.


[1] Hasil wawancara terhadap penyiar yang telah membawakan acara “Puisi dan  Sastra” sejak
   pertama kali acara ini disiarkan pada tahun 1996, wawancara dilakukan  pada  tanggal 2 Desember 2008
[2] Hasil wawancara dilakukan pada hari yang sama (tanggal: 2 Desember 2008)
3 Hasil wawancara terhadap penyiar yang sama pula  pada tanggal 2 Desember 2008
· Hasil wawancara terhadap penyiar Radio Primadona Pontianak yang menyiarkan acara “Puisi dan Sastra” (wawncara dilakukan di studio Radio Primadona Pontianak pada tanggal 2 Desember 2008)

1 komentar:

  1. permisi.. saya mau tanya apakah dalam pembuatan pendaahuluannya tdak perlu di tulis dgn kata-kata gitu... di beberapa link, ttg pendahuuluan ada yg buat kata' gitu seperti kata penghantar gituuu... jadi sebenarnya bgaimana??

    BalasHapus