Halaman

Minggu, 20 Mei 2012

MAJAS (GAYA BAHASA)

A. Majas Perbandingan
1. Personifikasi adalah majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat manusia kepada benda-benda mati sehingga seolah-olah memiliki sifat seperti manusia atau benda hidup lainnya. Singkatnya, majas ini dapat dikatakan "menggambarkan benda mati seolah hidup".
Contoh: Ombak berlari-larian di pantai
2. Metafora adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau
hampir sama.

Contoh: Raja siang = matahari
             Raja hutan = singa
             Putri malam = bulan
3. Eufimisme atau disebut juga ungkapan pelembut adalah majas yang melukiskan suatu benda dengan kata-kata yang lebih lembut untuk menggantikan kata-kata lain yang berkesan kurang sopan atau tabu.
Contoh: Para tunakarya perlu perhatian yang serius dari pemerintah. (Tunakarya = Pengangguran)
             Pramuwisma bukan pekerjaan yang hina. (Pramuwisma = Pembantu rumah tangga)
4. Sinekdoke terdiri dari:
a. Pars pro toto, yaitu majas yang melukiskan sebagian tapi yang dimaksud adalah seluruhnya. (sebagian untuk seluruh). Contoh: Ibu membeli enam ekor ikan.
b. Totem pro parte, yaitu majas yang melukiskan keseluruhan tapi yang dimaksud adalah sebagian. (seluruh untuk sebagian) Contoh: Indonesia memenangkan Thomas Cup.
5. Alegori adalah majas yang memerhatikan suatu perbandingan untuh, perbandingan itu membentuk kesatuan menyeluruh.
Contoh: Hidup ini diperbandingkan dengan perahu yang tengah berlayar di lautan.
             suami = nahkoda
             istri = juru mudi
             topan, gelombang = cobaan atau halangan
             tanah seberang = cita-cita hidup atau tujuan yang ingin dicapai
6. Hiperbola adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa atau tindakan sesungguhnya dengan kata-kata yang berkesan lebih hebat untuk menguatkan arti (melebih-lebihkan).
Contoh: Air matanya menganak sungai ketika tahu bahwa kekasihnya berselingkuh.
7. Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan memperbandingkan benda-benda lain sebagai simbol guna merendahkan diri.
Contoh: Kenapa harus dia yang menjadi kambing hitam? (kambing hitam = orang yang dipersalahkan)
8. Litotes adalah majas yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri.
Contoh: Pemberian ini hanyalah sebagian kecil dari apa yang sudah kamu terima selama ini dari orang lain.
9. Alusio adalah majas dengan mempergunakan ungkapan peribahasa atau kata-kata yang artinya diketahui secara umum.
Contoh: Orang itu bisanya cuma lempar batu sembunyi tangan. 
             Omongannya itu lebih baik jangan diambil hati. 
10. Asosiasi adalah majas yang memperbandingkan sesuatu dengan keadaan lain karena adanya persamaan sifat.
Contoh: Untuk memenangkan pertandingan itu ia berlaku curang dengan memberikan amplop pada juri.
11. Perifrasis adalah perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan menguraikan sepatah kata menjadi serangkaian kata yang mengandung arti yang sama dengan kata yang digantikan itu.
Contoh: Para petani turun ke ladang ketika fajar. (fajar = matahari terbit atau pagi hari)
12. Metonimia adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan nama merk atau ciri-ciri benda tersebut.
Contoh: Sejak dulu hingga sekarang ayah pergi bekerja selalu menaiki Honda.
13. Antonomasia adalah majas perbandingan dengan menyebutkan nama lain terhadap seseorang berdasarkan ciri atau sifat menonjol yang dimilikinya.
Contoh: si kurus, si gendut, si tukang tidur, si cerewet, dan lain sebagainya.
14. Tropen adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan suatu pekerjaan dengan kata-kata lain yang mengandung pengertian yang sejalan atau sejajar.
Contoh: Setiap malam ia menjual suara di cafe-cafe.
15. Parabel adalah majas yang menggunakan perumpamaan dalam hidup. Majas ini terkandung dalam seluruh isi karangan.
Contoh: Bhagawat Gita, Mahabrata, Bayan Budiman.

B. Majas Sindiran
1. Ironi adalah majas yang melukiskan sesuatu yang menyatakan sebaliknya dari apa yang sebenarnya dengan maksud untuk menyindir orang lain.
Contoh: Wangi sekali parfummu, seperti orang yang tidak mandi 3 hari. 
2. Sinisme adalah gaya sindiran dengan menggunakan kata-kata sebaliknya seperti ironi tetapi berkesan kasar. 
Contoh: Inikah hasil pekerjaan seorang karyawan yang katanya anak kesayangan bos kita?
3. Sarkasme adalah majas yang terkasar serta langsung menyakiti perasaan orang yang menjadi sasaran sindiran tersebut.
Contoh: Memang dasar kamu itu otak udang!

C. Majas Penegasan
1. Pleonasme adalah majas yang menggunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi karena arti kata tersebut sudah terkandung dalam kata yang diterangkan.
Contoh: Merah darahnya keluar begitu banyak ketika peluru menghujam jantungnya. 
             Anak-anak dipersilakan masuk ke dalam kelas.
2. Repetisi adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata atau beberapa kata berkali-kali, yang biasanya dipergunakan dalam pidato.
Contoh: Kita junjung dia sebagai pemimpin, kita junjung dia sebagai pelindung, kita junjung dia sebagai pembebas kita.
3. Pararelisme adalah majas seperti repetisi tetapi digunakan dalam puisi. Majas ini terdiri dari:
a. Anafora: jika kata atau frase yang diulang terletak di awal kalimat atau larik.
Contoh: Kalaulah diam malam yang kelam 
             Kalaulah tenang sawang yang lapang
             Kalaulah lelap orang di lawang
b. Epifora: jika kata atau frase yang diulang terletak di akhir kalimat atau larik.
Contoh: Kalau kau mau, aku akan datang
             Jika kau kehendaki, aku akan datang
             Bila kau minta, aku akan datang
Selain itu, ada pula yang memperlihatkan penggunaan anafora dan epifora sekaligus, seperti:
Kami jemu pada lagu
Kami benci pada lagu
Kami runtuh karena lagu
4. Tautologi adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kata-kata yang sam artinya (bersinonim) untuk mempertegas arti.
Contoh: Sudah lama ia tidak pulang dan tak kembali ke kampung halamannya.
5. Simetri adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan satu kata, kelompok kata atau kalimat yang diikuti oleh kata, kelompok kata atau kalimat yang seimbang artinya dengan yang pertama.
Contoh: Anak itu tidak bisa diam, seperti cacing kepanasan.
6. Enumerasio adalah majas yang melukiskan beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan yang dituliskan satu per satu supaya tiap-tiap peristiwa dalam keseluruhannya tampak jelas.
Contoh: Angin berhembus pelan, tak terdengar suara-suara, hanya jangkrik yang sedari tadi menghiasi kesunyian ini.
7. Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan urutan kata-kata yang makin lama makin memuncak pengertiannya.
Contoh: Jangankan rumah, atau tanah, seisi dunia ini pun akan ku berikan kepadamu!
8. Antiklimaks adalah majas dengan beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan urutan kata-kata yang makin lama makin melemah pengertiannya.
Contoh: Jangan seribu, seratus rupiah pun aku tak punya.
9. Retorik adalah majas dengan mempergunakan kalimat tanya yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban karena sudah diketahui apa jawabannya.
Contoh: Mana mungkin ada orang yang tidak mau hidupnya senang?
10. Koreksio adalah majas berupa memperbaiki (koreksi) kembali kata-kata yang salah diucapkan, baik disengaja maupun tidak sengaja.
Contoh: Hari ini sakit ingatan, eh.. maaf, sakit kepala maksudku.
11. Asidenton adalah majas yang menyebutkan beberapa benda, orang, hal atau keadaan secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penguhubung.
Contoh: kemeja, sepatu, kaos kaki, tas, topi, dibelinya di toko itu.
12. Polisidenton adalah majas yang menyebutkan beberapa benda, orang, hal, atau keadaan secara berturut-turut dengan menggunakan kata penghubung.
Contoh: Dia tidak tahu, tetapi tetap saja ditanyai, akibatnya dia marah-marah.
13. Ekslamasio adalah majas yang menggunakan kata-kata seru sebagai penegas.
Contoh: Waah, indah sekali pemandangannya!
14.  Praeterio adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan menyembunyikan atau merahasiakan sesuatu dan pembaca harus menerka apa yang disembunyikan itu.
Contoh: Tidak usah kau sebut namanya, aku sudah tahu siapa yang menjadi dalang dalam masalah kali ini.
15. Interupsi adalah majas yang mempergunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di antara kalimat pokok guna lebih menjelaskan dan menekankan bagian-bagian kalimat sebelumnya.
Contoh: Aku, orang yang sepuluh tahun bekerja di sini, belum pernah dinaikkan pangkatku.

D. Majas Pertentangan
1. Antitesis adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kepaduan kata yang berlawanan arti.
Contoh: Tua muda iut berpartisipasi dalam kegiatan tanam seribu pohon yang diselerenggarakan pada pekan lalu.
2. Paradoks adalah majas yang melukiskan sesuatu seolah-olah bertentang, padahal maksud sesungguhnya tidak, hal ini dikarenakan adanya objek yang berlainan.
Contoh: Ia seperti orang yang kesepian di tengah keramaian.
3. Okupasi adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan bantahan, tetapi kemudian diberi penjelasan atau diakhiri dengan kesimpulan.
Contoh: Merokok itu merusak kesehatan, tapi banyak orang yang tidak dapat menghentikan kebiasaan itu. Maka banyak pabrik yang tetap memproduksi rokok, karena menghasilkan untung yang banyak.
4. Kontradiksio intermimis adalah majas yang memperlihatkan pertentangan dengan penjelasan semua.
Contoh: Semua anak hadir pada hari ini, kecuali Andi yang sedang sakit.

3 komentar: